Penggunaan Metode Dalam Pembelajaran
METODE DALAM PEMBELAJARAN
1. Pengertian Metode
Didalam dunia pendidikan, istilah
metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan
bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.*1 Sedangkan menurut kamus
Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan
terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal
dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara
untuk memperoleh sesuatu.*2 Sedangkan menurut kamus Webster’s Third New International
Dictionary of The English Language ( yang selanjutnya disebut Wbster”s ) yang
dimaksud dengan metode pada umumnya adalah:
- Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu
objek.
- Suatu disiplin atau system yang acapkali dianggap
sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip – prinsip yang
dapat diterapkan untuk penyidikan kedalam atau eksposisi dalam berbagai
subjek
- Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan
penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai dengan
suatu ilmu ( sains ), seni atau disiplin tertentu…
- Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan
materi untuk pengajaran ….
- Suatau cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan
bentuk, dan arti khusus pada materi- materi artistic.
Sedangkan menurut kamus The New
Lexicon Webster’s Dictionary of The English ( yang selanjutnya disebut dengan
The New Lexicon ), metode adalah : “ suatu cara untuk berbuat sesuatu untuk
mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain – lain :
suatu susunan atau system yang teratur “. ( 1989 : 628 )*3
Berdasarkan beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para ahli pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut kehidupan ekonomi, social, politik, maupun keagamaan. Jadi metode erat kaitannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek ( bahan – bahan ) yang diteliti. Dalam proses pendidikan metode mempunyai peran sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Ia membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami sehingga dapat diserap atau dipahami oleh anak didik dan menjadi pengertian – pengertian yang fungsional terhadap tingkah laku. Metode adalah strategi yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunanakan metode, berbagai macam metode yang guru gunakan tentunya metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sebelum kita beranjak kedalam pembahasan yang selanjutnya alangkah baiknya jika kita mengatahui apa itu pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi – kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien.*4 Sedangkan menurut pendapat lain pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsure manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.*5 Sedangkan menurut Arief Sadiman (1990 ), pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. *6 Sedangkan Iskandar ( 1995 )mengartikan pembelajaran adalah upaya untuk mebelajarkan siswa. Dan menurut Dugeng ( 1993 ) adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga dalam pelaksanaan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Dalam interaksi tersebut terlibat beberapa orang diantaranya siswa, guru, dan tenaga ahli lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Sedangkan sumber belajar diantara buku – buku, papan tulis, dan kapur, fotograpi, slide dan film, audio dan video tape.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tiga cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan secara cepat.
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan setiap guru tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan beberapa metode dalam sebuah pembelajaran. Apalagi jika rumusan itu lebih dari satu, dua ataupun tiga rumusan tujuan.dalm hal ini guru perlu adanya sebuah penggabungan penggunaan metode pengajaran. Dengan begitu kekurangan metode yang satu akan tertutupi dengan metode yang lainnya lagi, dengan demikian metode mengajar yang saling melengkapi ini akan menghasilkan hasil pengajaran yang lebih baik daripada menggunakan atau terpaku dalam satu metode.
Metode mengajar yang berfariasi akan menggairahkan belajar anak didik. Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan*7. Pada suatu kondisi tertentu anak didik akan merasa bosan dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah. Kegiatan pengajaran seperti itu harus guru alihkan dengan metode yang lain bisa dengan metode Tanya jawab atau metode diskusi, karena kemampuan setiap metode tersebut berbeda – beda, kemampuan yang dihasilkan oleh metode ceramah tentunya akan berbeda dengan metode yang dihasilkan oleh metode Tanya jawab atau diskusi. Demikian juga dengan penggunaan metode mengajar lainnya yang diantaranya adalah metode eksperimen, observasi, karyawisata, problem solving, dan lain sebagainya yang nanti akan kita bahas di dalam macam – macam metode.
Berdasarkan beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para ahli pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut kehidupan ekonomi, social, politik, maupun keagamaan. Jadi metode erat kaitannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek ( bahan – bahan ) yang diteliti. Dalam proses pendidikan metode mempunyai peran sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Ia membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami sehingga dapat diserap atau dipahami oleh anak didik dan menjadi pengertian – pengertian yang fungsional terhadap tingkah laku. Metode adalah strategi yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunanakan metode, berbagai macam metode yang guru gunakan tentunya metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sebelum kita beranjak kedalam pembahasan yang selanjutnya alangkah baiknya jika kita mengatahui apa itu pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi – kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien.*4 Sedangkan menurut pendapat lain pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsure manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.*5 Sedangkan menurut Arief Sadiman (1990 ), pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. *6 Sedangkan Iskandar ( 1995 )mengartikan pembelajaran adalah upaya untuk mebelajarkan siswa. Dan menurut Dugeng ( 1993 ) adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga dalam pelaksanaan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Dalam interaksi tersebut terlibat beberapa orang diantaranya siswa, guru, dan tenaga ahli lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Sedangkan sumber belajar diantara buku – buku, papan tulis, dan kapur, fotograpi, slide dan film, audio dan video tape.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tiga cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan secara cepat.
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan setiap guru tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan beberapa metode dalam sebuah pembelajaran. Apalagi jika rumusan itu lebih dari satu, dua ataupun tiga rumusan tujuan.dalm hal ini guru perlu adanya sebuah penggabungan penggunaan metode pengajaran. Dengan begitu kekurangan metode yang satu akan tertutupi dengan metode yang lainnya lagi, dengan demikian metode mengajar yang saling melengkapi ini akan menghasilkan hasil pengajaran yang lebih baik daripada menggunakan atau terpaku dalam satu metode.
Metode mengajar yang berfariasi akan menggairahkan belajar anak didik. Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan*7. Pada suatu kondisi tertentu anak didik akan merasa bosan dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah. Kegiatan pengajaran seperti itu harus guru alihkan dengan metode yang lain bisa dengan metode Tanya jawab atau metode diskusi, karena kemampuan setiap metode tersebut berbeda – beda, kemampuan yang dihasilkan oleh metode ceramah tentunya akan berbeda dengan metode yang dihasilkan oleh metode Tanya jawab atau diskusi. Demikian juga dengan penggunaan metode mengajar lainnya yang diantaranya adalah metode eksperimen, observasi, karyawisata, problem solving, dan lain sebagainya yang nanti akan kita bahas di dalam macam – macam metode.
2. Karakter Metode Pengajaran
Metode mengajar yang digunakan guru
– guru di sekolah dalam setiap pertemuannya di kelas saya yakin itu tidak asal
pilih, tetapi itu semua telah melalui beberapa proses penyeleksian yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut, dalam merumuskan
tujuan pembelajaran jarang sekali guru – guru merumuskannya hanya dengan satu
tujuan bisa dua bahkan lebih, oleh karena itu guru tidak pernah menggunakan
satu metode dalam menyampaikan materi di kelas, penggunaan metode yang satu
ditujukan untuk tujuan yang satu dan tujuan yang lainnya seorang guru biasanya
menggunkan metode yang lai lagi.
Metode apapun yang di gunakan oleh seorang guru di sekolah hendaklah seorang guru tersebut memperhatikan beberapa karakter atau prinsip – prinsip dalam menggunakan metode, yakni :*8
Metode apapun yang di gunakan oleh seorang guru di sekolah hendaklah seorang guru tersebut memperhatikan beberapa karakter atau prinsip – prinsip dalam menggunakan metode, yakni :*8
- Prinsip Motifasi dan tujuan belajar. Motivasi adalah
tenaga penggerak yang menimbulkan upaya keras untuk melakukan sesuatu.
Menurut E.P. Hutabarat ( 1995 ), motivasi adalah Sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bergerak, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi
belajar adalah jantungkegiatan belajar, sesuatu pendorong yang bisa
membuat orang belajar. Segala hasil dan sukses dalam belajar itu
bergantung pada motivasi. Semakin orang tertarik terhadap suatu bahan
semakin gampang dia akan menguasai dan menyimpannya. Menurut Wuwur
Hendrikus (2001) menjelaskan bahwa hasil optimal dari proses belajar
tergantung pada motivasi yang kuat.*9 Motivasi memiliki kekuatan
yang sangat dahsyat sekali dalam proses belajar mengajar, belajar tanpa
sebuah motifasi bagaikan badan tanpa jiwa, atau laksana mobil tanpa
bensin.
- Prinsip Kematangan dan perbedaan individual. Tahapan
belajar pada setiap anak manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda –
beda, dan kepekaan terhadap penerimaan pelajaran itu pun berbeda – beda.
Menurut Piaget yang dikutip Mansur ( 1991 : 104 ) memiliki tiga fase :
- Fase Pra Operasional, yakni usia 5-6 tahun atau masa
pra sekolah. Pada masa ini seorang anak belum bisa membedakan secara
gamblang, anak pada masa ini akan timbul pertanyaan – pertanyaan yang
akan sulit dijelaskan atau akan banyak prtanyaan yang abstrak, dan ini
bisa dijawab dengan cerita – cerita yang masuk rasio mereka.
- Fase Operasi Konkret. Masa ini pemikiran anak sudah
mulai berkembang, anak pada masa ini sudah mulai bisa berfikir abstrak.
Berfikir abstrak adalah belajar yang menggunakan cara – cara berfikir
abstrak*10. Tujuannya untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal – hal yang
abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping penggunaan prinsip,
konsep,dan generalisasi. Pada masa ini anak akan tunduk kepada
perintahnya.
- Fase Operasional Formal. Pada fase ini anak sudah
mulai bisa berfikir apa yang ada dibalik realitas, baik melalui percobaan
ataupun observasi. Lebih lanjut Kohlberg (1995 : 68 ), menggambarkan
bahwa pada anak umur 10 sampai 16 tahun perkembangan moralnya bercirikan
sebagai berikut, diantaranya :
•
Orientasi pada hukuman dan ganjaran serta pada kekuatan fisik dan material.
• Orientasi anak manis berusaha mempertahankan harapan dan memperoleh persetujuan kelompoknya.
• Orientasi otoritas, hukuman dan kewajiban untuk mempertahankan tata tertib yang tetap diyakini sebagai nilai utama.
• Orientasi anak manis berusaha mempertahankan harapan dan memperoleh persetujuan kelompoknya.
• Orientasi otoritas, hukuman dan kewajiban untuk mempertahankan tata tertib yang tetap diyakini sebagai nilai utama.
- Prinsip Penyediaan Peluang dan Pengalaman Praktis. Pada
kedaan ini peran aktif siswa sangat berpengaruh sekali terhadap
psikologisnya, pengajaran yang dia alami akan lebih berarti disbanding
dengan kata – kata. Confusius pernah menekankan arti pentingnya belajar
dari pengalam. Dengan perkataan :“Saya dengar dan saya lupa”.“Saya liat
dan saya ingat”.“Saya lakukan dan saya Faham”.
- Integrasi Pemahaman dan Pengalaman. Penyatuan pemahaman
dan pengalaman akan menimbulkan kegiatan pembelajaran akan tampak semakin
nyata manfaat dan tujuan dari sebuah pembelajaran.
- Prinsip Fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman
hidup yang bermanfaat bagi keidupan selanjutnya. Dalam artian seseorang
yang telah belajar dia akan mudah untuk menjalani rintangan kehidupan, dan
seseorang yang telah belajar tidak pernah jatuh pada lubang yang sama.
- Prinsip Menggembirakan. Belajar merupakan proses yang
terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring dengan kebutuhan dan tuntutan
yang terus berkembang. Menurut Dori Wuwur Hendrikus belajar harus
menimbulkan rasa senang, jika tidak akan menambah beban hidup.
3. Kedudukan Metode.
Salah satu kompetensi guru dalam
proses pendidikan adalah ketermapilan dalam memilih metode. Pemilihan metode
ini sangat berkaitan erat dengan usaha guru dalam menampilkan proses belajar
mengajar dengan situasi dan kondisi yang ada sehingga pada akhirnya diharapkan
adanya pencapaian tujuan pengajaran yang telah dicitacitakan. Oleh karena itu
salah satu hal mendasar yang harus dipahami oleh para guru adalah sejauh mana
para guru tersebut memahami kedudukan metode sebagai salah satu factor yang
menunjang dalam keberhasilan system belajar mengajar, yang sama pentingnya
dengan komponen pendidikan lainnya.
Menurut Syaiful Djamarah dkk. ( 1995 : 82 ), metode memiliki kedudukan sebagai berikut :
Menurut Syaiful Djamarah dkk. ( 1995 : 82 ), metode memiliki kedudukan sebagai berikut :
a. Motivasi ekstrinsik, sebagai alat
pembangkit motivasi belajar.
b. Motivasi sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi bai siswa dan berdaya serap langsung terhadap pencapaian tujuan*11
b. Motivasi sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi bai siswa dan berdaya serap langsung terhadap pencapaian tujuan*11
Menurut pendapat lain mengatakan
bahwa kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara
dalam :*12
- Pemberian dorongan, dengan sebuah metode yang menarik
akan memberi dorongan baik kepada siswa sendiri sebagai objek pengajaran
ataupun guru sebagai subjek pengajaran. Karena dengan penggunaan metode
dalam pembelajaran ini akan menguntungkan kedua belah fihak.
- Pengungkap tumbuhnya minat belajar, dengan sebuah
metode yang sesuai dan menarik maka minat belajar siswapun akan meningkat
seiring dengan kondisi dan keadaan yang ada.
- Penyampaian bahan ajar, metode juga biasa digunakan
guru dalam menyampaikan materi pelajarannya kepada siswa, sehingga bisa
tercapainya tujuan yang diharapkan.
- Pencipta iklim belajar yang kondusip, dengan
keterampilan guru memilih metode yang sesuai terhadap bahan ajar yang akan
disampaikan akan membuat menarik siswa dalam menerima pelajaran.
- Tenaga untuk melahirkan kreatifitas, metode juga akan
membantu melahirkan bakat – bakat terpendam dari para guru dan murid dalam
proses belajar mengajar.
- Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil
belajar. Metode juga bisa mengukur sejauh mana seorang anak didik memahami
bahan ajar yang disampaikan.
- Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.
Metode juga membantu guru dalam menutupi kelemahannya terhadap metode yang
lainnya.
Melihat pemaparan para ahli diatas
seorang guru harus mengerti dan wajib faham dimana dia akan menempatkan sebuah
metode dalam proses belajar mengajar, guru harus terampil melihat
keefektifitasan metode yang digunakan terhadap bahan ajar.
4. Macam – Macam Metode.
Metode mengajar terdiri dari
beberapa macam, mulai dari yang tardisional – konvensional sampai yang modern –
kontemporer. Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam proses belajar
mengajar. Para pakar menyebutkan beberapa macam metode dalam pembelajaran.
Pupuh Fathurohman mengatakan metode terdiri dari : Metode Proyek, Metode
Eksperimen, Metode Penugasan, Metode Diskusi, Metode Sosiodrama, Metode
Demontrasi, Metode Problem Solving, Metode Karyawisata, Metode Tanya Jawab,
Metode Latihan, Metode Ceramah. Kemudian seiring dengan Pupuh Fathurahman, Drs.
Mahmud, M.Si dan Tedi Priatna M.Ag sepakat dengan macam metode yang dipaparkan
oleh Pupuh Fathurahman.
Berbeda dengan Dra. Ihat Hatimah beliau memaparkan bahwa macam metode lebih kurang ada tiga puluh macam, yang pada kesempatan ini akan saya coba paparkan satu persatu :*13
Berbeda dengan Dra. Ihat Hatimah beliau memaparkan bahwa macam metode lebih kurang ada tiga puluh macam, yang pada kesempatan ini akan saya coba paparkan satu persatu :*13
- Metode DIAD. Metode DIAD Yaitu cara komunikasi diantara
dua orang baik secara lisan maupun tertulis terutama menyangkut identitas
dari masing – masing Pribadi.
- Metode Tanya Jawab. Metode Tanya Jawab yaitu cara
penjelasan informasi yang pelaksanaannya saling bertanya dan menjawab
antara sumber belajar dengan warga belajar.
- Metode BROKEN SQUARE. Metode Broken Square yaitu cara
penyusunan pecahan – pecahan Bujur sangkar yang dilakukan oleh empat atau
lima kelompok menjadi bentuk bujur sangkar.
- Metode Ceramah. Metode Ceramah yaitu cara penyampaian
informasi secara lisan yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warga
belajar.
- Metode Brainstorming. Metode Brainstorming atau curah
pendapat yaitu cara menghimpun gagasan atau pendapat dari setiap warga
belajar tentang suatu permasalahan.
- Metode Sambutan Melingkar. Metode Sambutan Melingkar
yaitu suatu cara untuk menghimpun pendapat warga belajar, yang
pelaksanaannya setiap warga belajar harus mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan permasalahan yang diajukanoleh sumber belajar secara bergiliran
dalam keadaan tempat duduk yang melingkar.
- Metode Diskusi Kelompok. Metode Diskusi Kelompok yaitu
cara pembahasan suatu masalah oleh jumlah anggota kelompok untuk mencapai
suatu kesepakatan.
- Metode Rembuk Sejoli. Metode Rembuk Sejoli yaitu cara
pemecahan suatu masyalah yang pelaksaanaannya warga belajar dalm kelompok
dibagi secara berpasangan kemudian dalam waktu yang singkat masing –
masing kelompok membahas suatu msayalah dan diakhiri dengan penyampaian
laoprannya oleh masing – masing juru bicara dalam kleompok besar.
- Metode Buzz Group. Metode Buzz Group Yaitu cara
pembahasannya suatu maslah yang pelaksanaannya warga belajar dibagi
beberapa kelompok antara tiga sampai enam orang membahas suatu maslah yang
diakhiri dengan penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru bicara
pada kelompok besar.
- Metode Phillips 66. Metode Phillips 66 yaitu cara
pembahsan masalah yang pelaksanaanya warga belajar dibagi dalam kelompok
kecil terdiri dri enam orang dan dalam waktu enam menit membahas suatu
masyalah yang diakhiri dengan penyampaian laporan oleh setiap juru bicara
dalam kelompok kecil.
- Metode Fish Bowl. Metode Fish Bowl atau metode cawan
ikan yaitu cara pmecahan masalah melalui diskusi yang pelaksanaannya
waraga belajar dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dalam dan
kelompok luar. Yang melaksankan diskusi yaitu kelompok dalam, sedangkan
kelompok luar berperan sebagai pendengar yang satu waktu bisa pindah pada
kelompok dalam untuk mengemukakan pendapat.
- Metode Membaca dan Bsrdiskusi. Metode Membaca dan
Berdiskusi yaitu cara pembahasan suatu permasalahan melalui diskusi dengan
mengawali kegiatan dengan membaca terlebih dahulu.
- Metode Lukisan Kelompok. Metode Lukisan Kelompok yaitu
cara mengekspresikan gagasan oleh setiap kelompok dalam bentuk gambar yang
diakhiri dengan kegiatan diskusi yang baik yang bersifat umum maupun
bersifat khusus.
- Metode Karangan Kelompok. Metode Karangan Kelompok
yaitu cara pengekspresian gagasan oleh setiap kelompok dalam bentuk
karangan kelompok yang diakhiri dengan kegiatan diskusi baik yang bersifat
umum maupun khusus.
- Metode Forum Musik. Metode Forum Musik yaitu cara
pembahsan sesuatu hal yang diawali dengan mendengarkan musik terlebih
dahulu oleh warga belajar.
- Metode Penelaahan Induktif Kitab Suci. Metode
Penelaahan Induktif Kitab Suci yaitu cara penelaahan sesuatu ayat Kitab
Suci yang dikemukakan oleh sumber belajar.
- Metode Pembahasan Mendalam Kitab Suci. Metode
Pembahasan Mendalam Kitan Suci yaitu cara pembahasan ayat – ayat Kitab
Suciyang dikemukakan oleh warga belajar baik secara lisan maupun tertulis
- Metode Demontrasi. Metode Demontrasi yaitu cara
memperagakan sesuatu hal yang pelaksanaannya diawali oleh peragam sumber
belajar kemudian diikuti oleh warga belajar.
- Metode Resitasi/Penugasan. Metode Resitasi yaitu cara
pemberian tugas yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warga belajar
yang pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas,
serta dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
- Metode Drill/Latihan. Metode Drill yaitu cara melatih
warga belajar tentang kegiatan – kegiatan tertentu secara berulang
ulangdengan materi yang sama.
- Metode Symposium. Metode Symposium Yaitu cara
penyimpanan materi secara lisan dilakukan berupa kegiatan ceramah oleh
beberapa orang nara sumber.
- Metode Panel. Metode Panel yaitu cara pembahasan suatu
masalah melalui suatu kegiatan diskusi yang dilakukan oleh beberapa ahli
dari berbagai keahlian dihadapi oleh warga belajar.
- Metode Forum/Diskusi Panel. Metode Forum Panel
merupakan pengembangan dari metode panel. Metode Forum Panel sama dengan
Metode Diskusi Panel
- Metode Seminar. Metode Seminar yaitu cara penyampaian
informasi brdasarkan hasil penelitian yang diikuti dengan kegiatan diskusi
oleh seluruh warga belajar dibawah bimbingan sumber belajar.
- Metode Studi Kasus. Metode Studi Kasus yaitu cara
penelaahan suatu kasus nyata dilapangan melalui kegiatan penelitian, yang
diakhiri dengan kegiatan penyampaian laporan.
- Metode Colloquy. Metode Colloquy yaitu cara pembahasan
suatu permasalahan yang dilakukan oleh tiga atau empat orang nara sumber
dengan didasarkan kepada pertanyaan yang dilakukan oleh tiga atau empat
orang sebagai wakil kelompok warga belajar.
- Metode Karyawisata. Metode Karyawisata Yaitu cara
mengunjungi suatu tempat/objek tertentu dengan melibatkan seluruh warga
belajar, dengan kegiatan ada unsure karya dan unsure wisata.
- Metode Simulasi. Metode Simulasi yaitu cara permainan
yang merupakan cuplikan satu situasi kehidupan nyata yang diangkat dalam
kegiatan belajar.
- Metode Role Playing/Bermain Peran. Metode Role Playing
yaitu cara permainan yang pelaksanaannya berupa peragaan secara singkat
oleh warga belajar dengan tekanan utama pada karakteristik/ sifat
seseorang dengan dasar memerankan cuplikan tingkah laku dalam situasi
tertentu, yang dilanjtkan dengan kegiatan diskusi tentang masalah yang
baru diperagakan.
- Metode Socio drama. Metode Socio Drama penerapan dan
langkah – langkahnya pada prinsipnya sama dengan metode Role Playing yaitu
sama –sama termasuk rumpun metode permainan.
Ciri – Ciri Umum Metode Yang Baik
1. Pengertian Metode
2. Karakter Metode Pengajaran
3. Kedudukan Metode.
4. Macam – Macam Metode.
5. Ciri – Ciri Umum Metode Yang Baik
2. Karakter Metode Pengajaran
3. Kedudukan Metode.
4. Macam – Macam Metode.
5. Ciri – Ciri Umum Metode Yang Baik
Setiap guru yang akan mengajar pasti
akan daihapkan pada suatu pilihan metode. Banyak sekali metode yang dapat diguanakan
dalam proses belajar mengajar, tapi saya yakin dari sekian banyak metode yang
disajikan, ada yang baik manfaatnya bagi guru dan ada yang buruk manfaatnya,
itu tergantung guru yang menggunkannya, sejauh mana ia bisa menempatkan metode
tersebut pada faknya atau sesuai tujuan yang diharapkan.
Mohammad al Taoumy ( 1983 ) mengatakan terdapat beberapa cirri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni :*14
Mohammad al Taoumy ( 1983 ) mengatakan terdapat beberapa cirri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni :*14
- Berpadunya Metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa
dan ajaran akhlaq Islam yang mulia.
- Bersifat luwes, Fleksibel dan memiliki daya suai dengan
watak siswa dan materi.
- Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan
praktek dan mengantarkan siswa dalam kemampuan prktis.
- Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru
mengembangkan materi
- Memberikan keleluasan pada siswa untuk menyatakan
pendapatnya.
- Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat,
terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Demikian makalah yang bisa saya
sajikan, saya mohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekuarangannya
karena terbatasnya pengetahuan saya dan buku referensi yang saya miliki. Tetapi
sebelum saya menutup makalah ini izinkan saya menampilkan sebuah karya tulis
dari seorang Guru SLTP Negeri 1 Purwodadi, Jawa Tengah, yang bernama Rudarti,
karya tulis beliau yang saya temukan di Internet cukup menyimak perhatian saya
dan pada kesempatan kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman dengan para
pembaca sekalian. Beliau memberikan solusi alternatip metode yang bisa digunakan
oleh sekolah – sekolah untuk meningkatkan kualitas anak didik. Dan inilah
kutipan karya tulis tersebut.
TUJUAN utama dari pengajaran adalah transformasi informasi dari seorang guru kepada peserta didik. Namun, umumnya para guru hanya mengandalkan media pengajaran klasik, seperti ceramah dan gambar sebagai ilustrasi. Padahal sesungguhnya untuk tujuan tercapainya proses belajar tuntas, seorang guru diberikan kebebasan berkreas.
Belakangan ini sejumlah stasiun televisi swasta sedang berebut memberikan tayangan dokumenter yang diputar pada saat prime-time. Sebutlah Discovery dan Born Wild. Saya menilai, tayangan tersebut sarat dengan nilai pendidikan dan dapat menjadi sebuah metode pengajaran alternatif. Tanpa bermaksud terlalu menyanjung, lewat tayangan dokumenter seperti itu sebuah proses belajar-mengajar dapat menjadi sangat mengasyikkan dan menghibur. Bahkan, peserta didik pun tak merasa kalau dirinya sedang berada dalam proses belajar-mengajar.
Saya membayangkan, alangkah indahnya jika metode pengajaran seperti itu diadopsi secara resmi ke dalam sekolah. Saya yakin, dengan metode pengajaran seperti itu pelajaran menjadi sangat menarik dan tidak membosankan. Anda boleh cek, mengapa rata-rata siswa tidak suka dengan pelajaran IPS? Jawabannya karena pada umumnya mata pelajaran itu hanya disampaikan dengan cara menghafal. Akibatnya, siswa merasa cepat lelah dan mengantuk. Padahal, banyak sekali peristiwa yang dapat disajikan dengan gaya dokumenter, seperti proses terjadinya gunung berapi, gempa bumi, atau peristiwa sejarah perjuangan bangsa, yang barangkali menjadi sangat njlimet jika disampaikan dengan metode ceramah.
Dari waktu ke waktu rating tayangan dokumenter selalu meningkat. Perkembangan dari kesuksesan di layar kaca tersebut ternyata diikuti dengan perkembangan di luar. Para orangtua sekarang punya kecenderungan membelikan oleh-oleh bagi anaknya VCD dokumenter dibandingkan dengan membelikan makanan ringan yang banyak mengandung bumbu penyedap. Fenomena tersebut sudah menunjukkan adanya perubahan sikap dan peningkatan kesadaran pendidikan dari para orangtua. Lebih dari itu, tayangan dokumenter belakangan ini sudah mampu menggeser topik pembicaraan dari kisah tayangan telenovela atau tayangan film .
METODE pembelajaran lewat multimedia sesungguhnya bukan hal baru, namun sekarang ini sangat jarang dilakukan karena rendahnya kreativitas guru. Karena itu, sekalipun di satu sekolah terdapat peralatan multimedia, tetapi masih sangat jarang yang memanfaatkannya sebagai materi pembelajaran. Padahal, sesungguhnya tak ada alasan bagi sekolah untuk tidak memakai metode pembelajaran seperti ini, di mana pesawat televisi maupun VCD player bukan lagi menjadi barang mewah. Gagasan terobosan seperti ini saya pikir perlu dilakukan. Sebab, siswa sudah terlalu jenuh jika hanya diwajibkan untuk menghafal buku teks.
seandainya metode pengajaran seperti ini diadopsi oleh sekolah, saya yakin persentase pencapaian belajar tuntas berkaitan dengan diterapkannya kurikulum baru berbasis kompetensi, yang menuntut kreativitas guru dalam mengelola kelas serta dapat meningkatkan keaktifan siswa, maka metode pengajaran ini lebih sesuai. Karena, siswa akan merasa berada pada suasana bermain dan tidak belajar. Setelah itu guru melakukan ulasan untuk mempertajam memori terhadap tayangan yang baru saja dilihat, atau memberi penugasan kepada siswa untuk mendiskusikan materi yang baru saja dilihat untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Di samping itu, dengan metode pengajaran ini kerja seorang guru menjadi lebih ringan karena guru tak diwajibkan untuk terus-menerus berdiri di depan kelas seraya mengoceh.
TUJUAN utama dari pengajaran adalah transformasi informasi dari seorang guru kepada peserta didik. Namun, umumnya para guru hanya mengandalkan media pengajaran klasik, seperti ceramah dan gambar sebagai ilustrasi. Padahal sesungguhnya untuk tujuan tercapainya proses belajar tuntas, seorang guru diberikan kebebasan berkreas.
Belakangan ini sejumlah stasiun televisi swasta sedang berebut memberikan tayangan dokumenter yang diputar pada saat prime-time. Sebutlah Discovery dan Born Wild. Saya menilai, tayangan tersebut sarat dengan nilai pendidikan dan dapat menjadi sebuah metode pengajaran alternatif. Tanpa bermaksud terlalu menyanjung, lewat tayangan dokumenter seperti itu sebuah proses belajar-mengajar dapat menjadi sangat mengasyikkan dan menghibur. Bahkan, peserta didik pun tak merasa kalau dirinya sedang berada dalam proses belajar-mengajar.
Saya membayangkan, alangkah indahnya jika metode pengajaran seperti itu diadopsi secara resmi ke dalam sekolah. Saya yakin, dengan metode pengajaran seperti itu pelajaran menjadi sangat menarik dan tidak membosankan. Anda boleh cek, mengapa rata-rata siswa tidak suka dengan pelajaran IPS? Jawabannya karena pada umumnya mata pelajaran itu hanya disampaikan dengan cara menghafal. Akibatnya, siswa merasa cepat lelah dan mengantuk. Padahal, banyak sekali peristiwa yang dapat disajikan dengan gaya dokumenter, seperti proses terjadinya gunung berapi, gempa bumi, atau peristiwa sejarah perjuangan bangsa, yang barangkali menjadi sangat njlimet jika disampaikan dengan metode ceramah.
Dari waktu ke waktu rating tayangan dokumenter selalu meningkat. Perkembangan dari kesuksesan di layar kaca tersebut ternyata diikuti dengan perkembangan di luar. Para orangtua sekarang punya kecenderungan membelikan oleh-oleh bagi anaknya VCD dokumenter dibandingkan dengan membelikan makanan ringan yang banyak mengandung bumbu penyedap. Fenomena tersebut sudah menunjukkan adanya perubahan sikap dan peningkatan kesadaran pendidikan dari para orangtua. Lebih dari itu, tayangan dokumenter belakangan ini sudah mampu menggeser topik pembicaraan dari kisah tayangan telenovela atau tayangan film .
METODE pembelajaran lewat multimedia sesungguhnya bukan hal baru, namun sekarang ini sangat jarang dilakukan karena rendahnya kreativitas guru. Karena itu, sekalipun di satu sekolah terdapat peralatan multimedia, tetapi masih sangat jarang yang memanfaatkannya sebagai materi pembelajaran. Padahal, sesungguhnya tak ada alasan bagi sekolah untuk tidak memakai metode pembelajaran seperti ini, di mana pesawat televisi maupun VCD player bukan lagi menjadi barang mewah. Gagasan terobosan seperti ini saya pikir perlu dilakukan. Sebab, siswa sudah terlalu jenuh jika hanya diwajibkan untuk menghafal buku teks.
seandainya metode pengajaran seperti ini diadopsi oleh sekolah, saya yakin persentase pencapaian belajar tuntas berkaitan dengan diterapkannya kurikulum baru berbasis kompetensi, yang menuntut kreativitas guru dalam mengelola kelas serta dapat meningkatkan keaktifan siswa, maka metode pengajaran ini lebih sesuai. Karena, siswa akan merasa berada pada suasana bermain dan tidak belajar. Setelah itu guru melakukan ulasan untuk mempertajam memori terhadap tayangan yang baru saja dilihat, atau memberi penugasan kepada siswa untuk mendiskusikan materi yang baru saja dilihat untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Di samping itu, dengan metode pengajaran ini kerja seorang guru menjadi lebih ringan karena guru tak diwajibkan untuk terus-menerus berdiri di depan kelas seraya mengoceh.
DAFTAR PUSTAKA
Pupuh Fathurrahman, 2001. Strategi Belajar Mengajar,Bandung, Tunas Nusantara.
Ihat Hatimah. 2000. Strategi dan Metode Pembelajaran, Bandung : ANDIRA
Mahmud dan Tedi Priatna. 2005. Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : SAHIFA
Abuy Sodiqin dan Badruzaman. 2004. Metodologi Studi Islam, Bandung : Insan Mandiri.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.
M Sobry Sutikno. 2005. Pembelajaran Efektif, Mataram, NTP Press.
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan, Bandung, Rosda Karya.
Rudarti. 2006. Metode Pengajaran Alternatip. Int
The Casino Site - Chula Vista Casino Resort
ReplyDeleteChula Vista Casino 샌즈카지노 Resort offers everything you need to relax, from slots and table games to live poker and Texas Hold'em to the hottest slots and poker หารายได้เสริม games around. 카지노사이트