PENDAHULUAN
Sumber
daya terpenting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia, yaitu
orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, pikiran, kreativitas dan usaha
mereka kepada organisasi. Dalam manajemen personalia terdapat beberapa proses
yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), pengendalian
(controlling) atas pengadaan tenaga
kerja (procurement), pengembangan (development), kompensasi, integrasi,
pemeliharaan (maintenance), dan
pemutusan hubungan kerja (separation)
dengan sumber daya manusia yang mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Dalam
suatu organisasi ada beberapa tugas-tugas kepemimpinan kritis manajer yang
mencakup penarikan, penyeleksian, pengembangan dan penggunaan sumber daya
manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang cakap suatu
organisasi dan manajemen akan gagal mencapai tujuannya. Bagaimana manajer
melaksanakan fungsi penyusunan personalia (staffing)
secara efektif akan menentukan sukses atau kegagalan mereka sebagai manajer.
Dalam
manajemen personalia ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan
kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan waktu yang akan actor,
bagaimana seorang manajer merekrut dan menyeleksi orang-orang dengan kemampuan
potensial yang terbaik dalam setiap posisi dalam suatu organisasi. Bagaimana
manajer memberikan latihan agar mereka melaksanakan pekerjaan mereka dengan
efektif dan efisien.
Semua
fungsi manajemen saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Oleh
sebab itu fungsi manajemen personalia harus dilaksanakan oleh semua
manajer , baik mereka yang mengelola perusahaan besar maupun menjadi pemilik
perusahaan kecil.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Manajemen Personalia
Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen personalia adalah “perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat.
Menurut
T. Hani Handoko, manajer personalia adalah “seorang manajer dan sebagai manajer
harus melaksanakan fungsi –fungsi dasar manajemen tanpa memperdulikan apapun
hakekat fungsi operasional.
B.
Fungsi - Fungsi Manajemen Personalia
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan berarti penentuan program
personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk
perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi
aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia, dengan keahliannya dalam
bidang sumber daya manusia.
2. Pengorganisasian ( Organization )
Organisasi adalah alat untuk mencapai
tujuan, manajer personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur
hubungan antara pekerjaan , personalia, dan actor-faktor fisik .
Apabila serangkaian tindakan telah
ditentukan, organisasi harus disusun untuk melaksanakannya.
3. Pengarahan ( Directing)
Fungsi sederhana dari pengarahan adalah
untuk membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan (pemberian perintah)
4. Pengawasan (controlling)
Pengendalian adalah fungsi manajerial
yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana
personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap
sasaran dasar organisasi
5. Pengadaan
tenaga kerja (procurement)
Fungsi operasional dari manajemen
personalia adalah berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat
dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal
yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi, dan penempatan . Penentuan sumber daya
manusia yang diperlukan harus bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada
rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya
6. Pengembangan (development)
Pengembangan merupakan peningkatan
keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat.
Kegiatan ini amat penting dan terus tumbuh karena perubahan-perubahan
teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen yang semakin rumit.
7. Kompensasi (compensation)
Fungsi ini dirumuskan sebagai balas
jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada
tujuan organisasi
8. Integrasi
(integration)
Integrasi merupakan usaha untuk
menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas
kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat , dan organisasi.
Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat
tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti.
9. Pemeliharaan
(maintenance)
Pemeliharaan merupakan usaha untuk
mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja.
Terpeliharanya kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan
para karyawan, keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan kesehatan serta
keselamatan kerja.
10. Pemutusan Hubungan Kerja (separation)
Jika fungsi pertama manajemen personalia
adalah untuk mendapatkan karyawan, adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah
memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang tersebut kepada
masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemutusan
hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan
menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang
sebaik mungkin.
C. Perubahan
Tingkat Produktivitas
Menurut Dov Votow, masalah paling serius
yang dewasa ini dihadapi oleh manajer personalia, adalah menurunnya
produktivitas perekonomian.
Telah banyak faktor yang dikemukakan
sebagai penyebab produktivitas akhir-akhir ini: Berbagai peraturan dan
undang-undang pemerintah telah menambah biaya untuk melakukan usaha tanpa
meningkatkan produktivitas dalam jangka pendek, seperti perlindungan
lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tindakan pencegahan diskriminasi, dan
sebagainya.
Undang-undang semacam itu telah
menyebabkan meningkatnya jumlah karyawan baru dalam lingkup bisnisarus wanita
dan minoritas mungkin telah mengakibatkan menurunnya produktivitas selama
perkenalan. Para manajer umumnya berorientasi pada keuntungan jangka pendek
dalam mengambil keputusan- keputusan bisnis.
Dengan adanya tekanan-tekanan dari para
pemegang saham, pasar surat-surat berharga, dan lembaga-lembaga keuangan,
mereka cenderung menunda penelitian, pengembangan, dan investasi pabrik baru
demi prestasi jangka pendek. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas terus
menerus. Diakui juga berbagai macam undang-undang pajak telah menghambat
inovasi dan investasi pabrik baru.
Hubungan yang bersifat merugikan
dengan serikat-serikat buruh mengurangi usaha kerjasama yang akan meningkatkan
produktivitas. Banyak aturan kerja yang telah dirundingkan dengan serikat buruh
yang dirancang untuk melindungi dan penghasilan jangka pendek mendatangkan
malapetaka jika para majikan harus bersaing di pasar dunia.
Aliensi karyawan menyebabkan penolakan
kerjasama untuk perbaikan produktivitas. Disebutkan bahwa sikap karyawan yang
jelek disebabkan oleh fakor-faktor seperti pekerjaan yang sangat berbahaya,
pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan membosankan, dan para manajer yang
autokratis yang mengambil sendiri keputusan yang mempengaruhi kerja dan mutu
kehidupan kerja, tanpa memperdulikan pentingnya partisipasi karyawan.
Walaupun manajer personalia hanya dapat
berbuat sedikit untuk mengubah susunan perekonomian kita yang berdasarkan
persaingan, namun terdapat banyak bidang dimana tantangan-tantangan itu dapat
dipenuhi.
D.
Seleksi
Seleksi adalah Suatu proses untuk
menentukan orang yang di ramalkan akan berhasil pemangku jabatan itu nanti.
Menurut komaruddin Seleksi adalah Pemilihan terhadap orang-orang, suatu proses
untuk menilai kemungkinan keberhasilan atau kegagalan seseorang untuk
melaksanakan pekerjaanya. Sedangkan tujuan Seleksi menurut Manullang adalah
Memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat dan mempunyai kwalifikasi
sebagaimana tercantum di dalam Job Description.
Secara umum ada 3 tujuan seleksi:
1. Untuk mengetahui
kecakapan seorang pegawai.
2.
Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang cocok dengan pekerjaan yang
dipangkunya.
3.
Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja tidak hanya yang cocok pada saat
sekarang, tetapi tenaga kerja yang memiliki potensi untuk di kembangan di
kemudian hari.
E. Proses Seleksi
Proses seleksi di
mulai salah semua lamaran memenuhi syarat dan di terima. Proses ini melibatkan
serangkaian tahap yang menambah komplektivitas sebelum pegawai di ambil. Jadi
proses seleksi adalah Serangkaian kegiatan yang di gunakan untuk memutuskan
apakah pelamar di terima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup pemanduan
kebutuhan pelamar dan organisasi. Dalam banyaknya personalia penarikan dari
seleksi di gabungkan dan disebut dengan istilah Employedment pansel.
Proses seleksi
adalah: Pusat manajemen kepegawaian dan requitment dilakukan untuk membantu
proses seleksi ini. Bila seleksi diadakan tidak tepat maka daya upaya
sebelumnya akan sia-sia saja oleh karena itu tidaklah berlebihan bila di nyatajkan
bahwa seleksi adalah kunci sukses manajeme kepegawaian. Bahwa kunci sukses
organisa
E.
Pembinaan
Karyawan
Meningkatkan pemberdayaan karyawan dapat
dilakukan dengan meningkatkan disiplin kerja. Keberadaan disiplin kerja menjadi
sangat penting karena hanya dalam suasana kerja yang penuh disiplin peruasahaan
dapat menjalankan program yang telah direncanakan.
Disiplin kerja akan menekankan pada
upaya penyadaran dan pembentukan perilaku karyawan untuk mematuhi tata
peraturan yang telah disusun oleh perusahaan. Penyadaran dan pembentukan
perilaku tersebut akan membentuk keselarasan antara tujuan individual masing –
masing karyawan dengan tujuan perusahaan. Hal ini sangat penting untuk
menghindari terjadinya pertentangan tujuan dan nilai – nilai yang dianut oleh
para karyawan dan perusahaan dan antar para karyawan sendiri.
Penegakkan disiplin kerja tidak bisa
diserahkan kepada karyawan semata sehingga perusahan harus mempunyai satu pola
pembinaan disiplin para karyawannya. Pola pembinaan tersebut dapat berupa
penataan perangkat peraturan yang tepat, menegakkan peraturan dengan memberikan
sanksi yang tegas bagi para pelanggar serta upaya pembinaan disiplin
berkelanjutan.
Pembinaan disiplin secara berkelanjutan
perlu dilakukan untuk mempertahankan disiplin kerja yang telah terbentuk serta
berupaya untuk senantiasa meningkatnya. Pembinaan disiplin kerja dapat
dilakukan dengan cara “preventif” dan “korektif” ( T. Hani Handoko, 1978 ).
Kedua cara tersebut dirumuskan menjadi kerangka dasar pembinaan disiplin karyawan
yang akan diterapkan secara berkelanjutan.
Pembinaan disiplin secara preventif
adalah adalah dengan mendorong para karyawan untuk patuh terhadap berbagai tata
aturan yang berlaku pada perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran – pelanggaran tata peraturan yang berlaku dengan tujuan
utama untuk membina disiplin diantara para karyawan. Pembinaan dengan cara
korektif dilakukan untuk menangani pelanggaran – pelanggaran lebih lanjut.
Pembinaan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan
pendisiplinan.
Pembinaan terhadap karyawan dilakukan
dengan cara preventif dan korektif namun terkadang tidak manusiawi. Yang
dimaksud tidak manusiawi disini adalah yang tidak sesuai dengan norma – norma,
melanggar hak azasi manusia dan tidak berdasarkan undang – undang maupun
peraturan yang berlaku. Sebagai contoh, budaya menghakimi dan memarahi karyawan
yang melakukan kesalahan cenderung dilakukan oleh kebanyakan manajer. Manajer langsung memarahi karyawan saat melakukan kesalahan yang terkadang
kalimat yang diucapkan membuat karyawan merasa direndahkan atau dihina. Lebih
tidak manusiawi lagi jika karyawan tersebut dihakimi didepan karyawan yang
lain. Karena tentu saja hal tersebut akan membuat karyawan merasa malu dan
tertekan.
Pemberian hukuman atau sanksi kepada karyawan yang melakuan kesalahan harus
sesuai dengan peraturn yang berlaku. Dan ada baiknya jika hukuman yang
diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.
Pemotongan gaji bahkan PHK sekalipun pantas untuk dilakukan tetapi kesalahan
yang dilakukan oleh karyawan harus benar – benar ditinjau. Jangan sampai
hukuman yang diberikan tidak sepadan dengan kesalahan yang dibuat.
KESIMPULAN
manajemen
personalia adalah: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan,
dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Berbagai peraturan dan undang-undang
pemerintah telah menambah biaya untuk melakukan usaha tanpa meningkatkan
produktivitas dalam jangka pendek, seperti perlindungan lingkungan, kesehatan
dan keselamatan, tindakan pencegahan diskriminasi, dan sebagainya.
Seleksi
adalah Suatu proses untuk menentukan orang yang di ramalkan akan berhasil
pemangku jabatan itu nanti. Menurut komaruddin Seleksi adalah Pemilihan
terhadap orang-orang, suatu proses untuk menilai kemungkinan keberhasilan atau
kegagalan seseorang untuk melaksanakan pekerjaanya.
Proses seleksi adalah: Pusat manajemen
kepegawaian dan requitment dilakukan untuk membantu proses seleksi ini. Bila
seleksi diadakan tidak tepat maka daya upaya sebelumnya akan sia-sia saja oleh
karena itu tidaklah berlebihan bila di nyatajkan bahwa seleksi adalah kunci
sukses manajeme kepegawaian. Bahwa kunci sukses organisa
Disiplin kerja akan menekankan pada
upaya penyadaran dan pembentukan perilaku karyawan untuk mematuhi tata
peraturan yang telah disusun oleh perusahaan. Penyadaran dan pembentukan
perilaku tersebut akan membentuk keselarasan antara tujuan individual masing –
masing karyawan dengan tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Widjaya Tunggal, Manajemen Suatu
Pengantar, Rineka Cipta, 1993.
Edgar H. Schein, Psikologi Organisasi, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1991.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
No comments:
Post a Comment