Pages

Friday, 5 December 2014

konsep dasar belajar



PENDAHULUAN

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat di pandang sebagai proses yang di arahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
Proses belajar pada dasarnya melibatkan upaya yang hakiki dalam membentuk dan memenyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai tuntutan dalam kehidupannya. Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna hidup yang bisa di laluimelalui proses meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan dan meyakini segala sesuatu kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang di cita-citakan manusia.











PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Belajar
            Sebagian besar dari proses perkembangan berangsung melalui kegiatan belajar. Belajar yang di sadari atau tidak, sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronika, belajar di sekolah atau di rumah, di lingkungan kerja atau di masyarakat.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atupun yang kurang baik, direncanakan atu tidak. Hal lain yang selalu berkaitan dengan belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan rang lain atau dengan lingkungan.
Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu di tekankan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli. Menurut Witherington (1952 h.165) “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian. Yang di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan”.[1]
B.     Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha perbuatan yang di lakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendaya gunakan smua potensi yang di miliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motifasi, minat dan sebagainya. [2]
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan “gejala belajar”, dalam arti mustahillah melakukan kegiatan itu, kalau kiata tidsk belajar terlebih dahulu. Misalnya kita mengenakan pakaiyan, kita makan dengan mengggunakan alat-alat makan, kita berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa nasional dan lain sebagainya.
Apa yang menjadikan semua kegiatan itu suatu gejala belajar? Kemampuan untuk melakukan itu semua di peroleh mengingat mula-mula kemampuan tiu belum ada. Maka terjadilah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya pola prilaku yamg menandakan telah terjadi belajar. Makin banyak kemampuan yang di peroleh sampai menjadi milik pribadi, makin banyak pula perubahan yang telah di alami.
Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilang lagi. Kemampuan yang telah di peroleh menjadi milik pribadi yang tidak akan hapus begitu saja.[3]
Ada beberapa pengertian yang di kemukakan oleh para ahli mengenai belajar, yaitu:
1)      Witherrinton, dalam buku Education to Psychology  mengemukakan: “belajar adalah salah satu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
2)      Morgan, dalam buku  Introduction to Psychology (1978) mengemukakan: “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkahlaku yang terjadi  sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
3)      Lee J. Croubbach: “learning is shown by change in behavior as result of experience.” Artinya: belajar itu tampak oleh perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.[4]
C.    Arti Penting Belajar Bagi Perkembangan Dan Kehidupan Manusia
Perkembangan dapat di artikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya. Pada anak didik proses itu memuncak, bila dia sudah mencapai kedewasaan. Sudah tentu bahwa perkembangan masih berjalan terus sampai orang memasuki usia lanjut. Tetapi yang paling di soroti sekarang ini adalah proses perubahan yang berlangsung pada anak yang masih dalam taraf pendidikan.
Salah satu aspek pokok dari perkembangan ialah “pertumbuhan”, yaitu proses berlangsungnya perubahan-perubahan jasmani pada diri seseorang dengan meningkatnya umur, sampai kejasmanian telah terbentu sepenuhnya. Pertumbuhan berlangsung sejak saat terjadi pembuahan dan menyumbangkan struktur jasmani yang memungkinkan perkembanhan mental/psikis, yang meliputi aspek perkembangan koknitif, afektif dan perkembanhan sosial.
a)      Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif meliputi peningkatan pengetahuan serta pemahaman yang sering juga di sebut dengan “perkembangan intelektual” dan perluasan kemampuan berbahasa.
b)     Perkembangan Afektif
Perkembangan afektif menyangkut pemerkayaan alam perasaan. Kalau anak pada aawal mula hanya mengenal perasaan senamng atau tidak senang, lama-kelamaan dia akan mengalami berbagai perasaan senang, seperti rasa puas, rasa gembira, rasa kagum. Demikian pula dengan perasaan tidak senang, akan mengalami berbagai variasi, seperti rasa takut, rasa benci, rasa kesal dan marah.



c)      Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik biologis maupun psikologis, dan penentuan diri sebagai makhluk yang bebas dan rasional.[5]
















KESIMPULAN
            Dari pemaparan makalah diatas dapat kami simpulkan yaitu:
1.    Beljar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang relatif permanen karna adanya pengalaman.
2.    Perubahan prilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan domain (kognitif, afektif dan sosial).
3.    Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang di lakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis,mendaya gunakan semua potensi yang dimiliki.














DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007
M.Dalyono, psikologi pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2009
Winkel, Psikologi Pengajaran, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996 hlm 50



[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007 hlm155
[2] M.Dalyono, psikologi pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2009 hlm 49
[3] Winkel, Psikologi Pengajaran, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996 hlm 50
[4] M.Dalyono, psikologi pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 2009 hlm 212
[5] Winkel, Psikologi Pengajaran, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1996 hlm 18

No comments:

Post a Comment