Pages

Tuesday, 30 December 2014

PROPOSAL SKIPSI



PROPOSAL SKIPSI

PENERAPAN STRATEGI SNOW BALLING DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS MA TEMPEL REJO KABUPATEN PESAWARAN

A.    Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formal kita sering menemui kendala dalam menyampaikan sebuah materi atau bahan ajar kepada peserta didik, kecakapan dan keterampilan seorang guru dalam menyampaikan sebuah materi tentu harus dimiliki agar dalam prosesnya peserta didik atau siswa mampu memahami apa yang telah disampaiakan dan diajarkan oleh seorang guru atau pendidik khususnya guru agama islam. Keberhasilan atau ketidak berhasilan pendidikan agama sering di alamatkan kepada guru agama sebagai sumber utama.[1] Oleh karena itu, seorang guru harus dituntut untuk menguasai jalannya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Sering kita jumpai dalam dunia pendidikan kurangnya guru dalam menyampaikan isi atau bahan ajar sehingga membuat proses belajar mengajar terkesan menjenuhkan dan membosankan, seperti contoh guru mengajar di depan tetapi siswa asik sendiri atau tidak memperhatikan jalannya proses pembelajaran. Ini adalah tugas seorang guru untuk saat ini yang dituntut mampu untuk merubah model belajar seperti diatas menjadi model pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan siswa bias menerima pelajaran dengan mudah.
Penggunaan metode atau strategi yang tepat diharapkan mampu membuat atau menciptakan perubahan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu secara praktiknya menerima pelajaran dengan mudah slah satu strategi yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan metode snow balling. Metode ini dapat di terapkan didalam proses pembelajaran untuk mencapai tingkat keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran.
Dari permasalahan tersebut diatas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN STRATEGI SNOW BALLING DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS MA TEMPEL REJO KABUPATEN PESAWARAN”









B.     Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
1.      Identifikasi Masalah
a.       Motivasi belajar siswa Kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran rendah.
b.      Cara mengajar  guru Fiqih di MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran Masih menggunakan pendekatan Pembelajaran tradisional.
c.       Motivasi belajar siswa Kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran setelah dilaksanakan pembelajaran Fiqih dengan pendekatan snow balling belum mengalami peningkatan yang signifikan.

2.      Batasan Masalah
a.       Penerapan Snow Balling dalam menigkatkan Motivasi Pembelajaran Fiqih siswa kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran.
b.      Motivasi pembelajaran Fiqih siswa  kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran dengan pendekatan Snow Balling.
C.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diungkapkan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, yaitu tentang “Upaya Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Fiqiih melalui Metode Pembelajaran snow balling pada siswa kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran”. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
Bagaiman Implementasi Strategi snow balling dapat Menigkatkan Motivasi Pembelajaran Fiqih Siswa kelas VIII MTs MA Tempel Rejo Kabupaten Pesawaran?
D.    Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Mengetahui perencanaan metode Snow Balling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih.
  2. Mengetahui pelaksanaan metode Snow Balling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih.
  3. Mengetahui penilaian metode Snow Balling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih.
2.      Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam upaya peningkatan pemahaman dari hasil belajar pada seluruh mata pelajaran. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk:
a.       Kegunaan Teoritik Akademik
1.      Menambah informasi dan pengetahuan dalam khasanah keilmuan, khususnya kajian tentang Fiqih.
2.      Secara Teoritik, diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan tentang bagaimana menciptakan pembelajaran yang bermakna sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk belajar Fiqih.
3.      Khusus bagi Guru, hal ini memberikan wawasan pengetahuan yang bermanfaat dan berharga sebagai seorang pendidik.
  1. Sebagai wacana bagi dunia pendidikan Islam khususnya Fiqih di sekolah-sekolah.
b.  Kegunaan Praktis
1.      Bagi peningkatan mutu pembelajaran, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi lancarnya proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran Fiqih.
2.      Dengan dillaksanakan PTK maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadaribahwa dalam penciptaan kondisi  pembelajaran selain penguasaan metode, strategi dan media juga diperlukan kretifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.
3.      Dengan dilaksanakannya PTK akan sangat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih kreatif sehingga termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.



E.     Kerangka Pikir
1.      Pembelajaran Fiqih
Belajar adalah key term, ’istilah kunci’ yang paling dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses blajar hampir selalu mendapat tempat yang luad dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar.[2]
2.      Pengertian Metode Snow Balling
Strategi ini digunakamn untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi anak didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil, kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh anak didik secara berkelompok.[3]


[1] Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa 2000), hlm. 28
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 59
[3]

No comments:

Post a Comment